Translate

Kamis, 18 April 2013

PENINGGALAN KERAJAAN MAJAPAHIT TROWULAN MOJOKERTO

CANDI BRAHU

Banyak sekali peninggalan -  peninggalan zaman kerajaan majapahit yang sangat disayangkan untuk tidak dikunjungi di Jawa Timur,Contohnya di Trowulan - Mojokerto.Terdapat banyak peninggalan - peninggalan yang indah sekali seperti Candi Brahu terletak di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, provinsi Jawa Timur. Salah satu tempat wisata di Mojokerto ini termasuk dalam rangkaian situs peninggalan Kerajaan Majapahit selain Museum Mojokerto, Kolam Segaran, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan lain-lain. Istimewanya, bangunan Candi Brahu di Bejijong ini termasuk yang paling utuh dibanding candi-candi lain hasil kebudayaan Majapahit.

Nama candi ini, yaitu 'brahu', diduga berasal dari kata wanaru atau warahu. Nama ini didapat dari sebutan sebuah bangunan suci yang disebut dalam Prasasti Alasantan. Prasasti tersebut ditemukan tak jauh dari Candi Brahu.
Candi Brahu dibangun dengan batu bata merah, menghadap ke arah barat dan berukuran panjang sekitar 22,5 m, dengan lebar 18 m, dan berketinggian 20 meter.Candi Brahu dibangun dengan gaya dan kultur Budha. Diperkirakan, candi ini didirikan pada abad ke-15 Masehi meskipun masih terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini. Ada yang mengatakan bahwa candi ini berusia jauh lebih tua daripada candi-candi lain di sekitar Trowulan.
Dalam prasasti yang ditulis Mpu Sendok bertanggal 9 September 939 (861 Saka), Candi Brahu disebut merupakan tempat pembakaran (krematorium) jenazah raja-raja. Akan tetapi, dalam penelitian tak ada satu pakar pun yang berhasil menemukan bekas abu mayat dalam bilik candi. Hal ini diverifikasi setelah dilakukan pemugaran candi pada tahun 1990 hingga 1995.





CANDI TIKUS

Candi ini terletak di kompleks Trowulan, sekitar 13 km di sebelah tenggara kota Mojokerto. Dari jalan raya Mojokerto-Jombang, di perempatan Trowulan, membelok ke timur, melewati Kolam Segaran dan Candi Bajangratu yang terletak di sebelah kiri jalan. Candi Tikus juga terletak di sisi kiri jalan, sekitar 600 m dari Candi Bajangratu.Candi Tikus yang semula telah terkubur dalam tanah ditemukan kembali pada tahun 1914. Penggalian situs dilakukan berdasarkan laporan bupati Mojokerto, R.A.A. Kromojoyo Adinegoro, tentang ditemukannya miniatur candi di sebuah pekuburan rakyat. Pemugaran secara menyeluruh dilakukan pada tahun 1984 sampai dengan 1985. Nama ‘Tikus’ hanya merupakan sebutan yang digunakan masyarakat setempat. Konon, pada saat ditemukan, tempat candi tersebut berada merupakan sarang tikus.Belum didapatkan sumber informasi tertulis yang menerangkan secara jelas tentang kapan, untuk apa, dan oleh siapa Candi Tikus dibangun. Akan tetapi dengan adanya miniatur menara diperkirakan candi ini dibangun antara abad ke-13 sampai ke-14 M, karena miniatur menara merupakan ciri arsitektur pada masanya.




CANDI BAJANG RATU


Nama Bajangratu pertama kali disebut dalam Oudheidkunding Verslag (OV) tahun 1915. Arkeolog Sri Soeyatmi Satari menduga nama Bajangratu ada hubungannya dengan Raja Jayanegara dari Majapahit, karena kata 'bajang' berarti kerdil. Menurut Kitab Pararaton dan cerita rakyat, Jayanegara dinobatkan tatkala masih berusia bajang atau masih kecil, sehingga gelar Ratu Bajang atau Bajangratu melekat padanya.
Mengenai fungsi candi, diperkirakan bahwa Candi Bajangratu didirikan untuk menghormati Jayanegara. Dasar perkiraan ini adalah adanya relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura yang menggambarkan cerita peruwatan. Relief yang memuat cerita peruwatan ditemukan juga, antara lain, di Candi Surawana. Candi Surawana diduga dibangun sehubungan dengan wafatnya Bhre Wengker (akhir abad ke-7).
Dalam Kitab Pararaton dijelaskan bahwa Jayanegara wafat tahun 1328 ('sira ta dhinar meng Kapopongan, bhiseka ring csrenggapura pratista ring Antarawulan'). Disebutkan juga bahwa Raja Jayanegara, yang kembali ke alam Wisnu (wafat) pada tahun 1328, dibuatkan tempat sucinya di dalam kedaton, dibuatkan arcanya dalam bentuk Wisnu di Shila Petak dan Bubat, serta dibuatkan arcanya dalam bentuk Amoghasidhi di Sukalila. Menurut Krom, Csrenggapura dalam Pararaton sama dengan Antarasasi (Antarawulan) dalam Negarakertagama, sehingga dapat disimpulkan bahwa 'dharma' (tempat suci) Raja Jayanegara berada di Kapopongan alias Csrenggapura alias Crirangga Pura alias Antarawulan, yang kini disebut Trowulan. Arca perwujudan sang raja dalam bentuk Wisnu juga terdapat di Bubat (Trowulan). Hanya lokasi Shila Petak (Selapethak) yang belum diketahui.
Di samping pendapat di atas, ada pendapat lain mengenai fungsi Candi Bajangratu. Mengingat bentuknya yang merupakan gapura paduraksa atau gapura beratap dengan tangga naik dan turun, Bajangratu diduga merupakan salah satu pintu gerbang Keraton Majapahit. Perkiraan ini didukung oleh letaknya yang tidak jauh dari lokasi bekas istana Majapahit.
Bajangratu diperkirakan didirikan antara abad ke-13 dan ke-14, mengingat: 1) Prakiraan fungsinya sebagai candi peruwatan Prabu Jayanegara yang wafat tahun 1328 M ; 2) Bentuk gapura yang mirip dengan candi berangka tahun di Panataran Blitar; 3) Relief penghias bingkai pintu yang mirip dengan relief Ramayana di Candi Panataran; 4) Bentuk relief naga yang menunjukkan pengaruh Dinasti Yuan. J.L.A. Brandes memperkirakan bahwa Bajangratu dibangun pada masa yang sama dengan pembangunan Candi Jago di Tumpang, Malang, ditilik dari adanya relief singa yang mengapit sisi kiri dan kanan kepala Kala, yang juga terdapat di Candi Jago. Candi Jago sendiri diperkirakan dibangun pada abad ke-13.
 
Candi Bajangratu menempati area yang cukup luas. Seluruh bangunan candi dibuat dari batu bata merah, kecuali anak tangga dan bagian dalam atapnya. Sehubungan dengan bentuknya yang merupakan gapura beratap, Candi Bajangratu menghadap ke dua arah, yaitu timur-barat. Ketinggian candi sampai pada puncak atap adalah 16,1 m dan panjangnya 6,74 m. Gapura Bajangratu mempunyai sayap di sisi kanan dan kiri. Pada masing-masing sisi yang mengapit anak tangga terdapat hiasan singa dan binatang bertelinga panjang. Pada dinding kaki candi, mengapit tangga, terdapat relief Sri Tanjung, sedangkan di kiri dan kanan dinding bagian depan, mengapit pintu, terdapat relief Ramayana. Pintu candi dihiasi dengan relief kepala kala yang terletak tepat di atas ambangnya. Di kaki ambang pintu masih terlihat lubang bekas tempat menancapkan kusen. Mungkin dahulu pintu tersebut dilengkapi dengan daun pintu.
Bagian dalam candi membentuk lorong yang membujur dari barat ke timur. Anak tangga dan lantai lorong terbuat dari batu. Bagian dalam atap candi juga terbuat dari balok batu yang disusun membujur utara-selatan, membentuk ruang yang menyempit di bagian atas. 
Atap candi berbentuk meru (gunung), mirip limas bersusun, dengan puncak persegi. Setiap lapisan dihiasi dengan ukiran dengan pola limas terbalik dan pola tanaman. Pada bagian tengah lapis ke-3 terdapat relief matahari, yang konon merupakan simbol kerajaan Majapahit. Walaupun candi ini menghadap timur-barat, namun bentuk dan hiasan di sisi utara dan selatan dibuat mirip dengan kedua sisi lainnya. Di sisi utara dan selatan dibuat relung yang menyerupai bentuk pintu. Di bagian atas tubuh candi terdapat ukiran kepala garuda dan matahari diapit naga.
Candi Bajangratu telah mengalami pemugaran pada zaman Belanda, namun tidak didapatkan data mengenai kapan tepatnya pemugaran tersebut dilaksanakan. Perbaikan yang telah dilakukan mencakup penguatan pada bagian sudut dengan cara mengisikan adonan pengeras ke dalam nat-nat yang renggang dan mengganti balok-balok kayu dengan semen cor. Beberapa batu yang hilang dari susunan anak tangga anak tangga juga sudah diganti.

Minggu, 14 April 2013

WISATA BROMO - KAWAH BROMO - GUNUNG BATOK - PURE SUKU TENGGER (legenda nyi roro anteng)

WISATA BROMO - KAWAH BROMO - GUNUNG BATOK - PURE SUKU TENGGER (legenda nyi roro anteng)


Wisata Alam – Gunung Bromo – Jawa Timur
Kawasan Gunung Bromo ,di musim liburan ini cukup ramai. Puncak Penanjakan  sangat ramai oleh pengunjung yang menanti pemandangan spektakular matahari terbit. Jeep sewaan dari Cemoro Sewu ke Kawah Bromo dan Penanjakan round trip selalui selalu siap.

Penanjakan yg merupakan titik tertinggi di Bromo-Tengger dapat dicapai dari Cemoro Lawang maupun dari Tosari. Dari Cemoro Lawang turun ke dalam kaldera berpasir yang amat luas seperti didalam sebuah mangkuk kawah raksasa dgn dindingnya yg berketinggian 300 meter dari sini menanjak lagi 600-an meter kearah gunung melalui jalan aspal sempit berkelok-kelok dgn bahu jalan yang sempit ditepi jurang ,sudut tanjakan yang cukup tajam 60 derajat.
Dari sini, Gunung Bromo, Batok, Kursi dan Widodaren terlihat kecil dgn latar belakangnya Gunung Semeru yg mengeluargan awan panas setiap 15 menit.
Penanjakan sebenarnya paling mudah dicapai dari arah Pasuruan, Tosari dgn tanjakannya yg normal.
Setelah Penanjakan perjalanan diteruskan ke puncak Bromo dgn mengarungi lautan pasir. Selain dari pada kuda, kendaraan hanya bisa mendekati 500 meter dari awal undakan dan diteruskan dgn berjalan kaki, sebelum mendaki 223 tangga sampai ke tepi kawah yg masih cukup aktif. berkeliling pegunungan Tengger, sampai ke danau Ranu Pane di kaki Gunung Semeru. Perjalanan diarahkan ke Selatan mengelilingi kaldera Tengger melalui rute sisi timur. Temperatur pegunungan tengger berkisar 10 oC dan bisa mencapai nol derajat pada malam hari di musim kemarau.
Jalan ke Ranu Pane dari arah Kaldera merupakan jalan tanah berpasir bercampur batu2-an bekas jalan beton yg sudah rusak, dgn lubang dan gundukannya yg cukup menggangu utk kendaraan dgn profil ban standar.
Dari Ranu Pane dan terus turun ke Kaldera menuju Pura di dekat Bromo. Pemandangan disini tidak kurang indahnya, seolah berada di ruangan tiga dimensi dgn dimensi ketinggiannya yg mencolok.
Sulit buat kamera utk menceritakannya selain dgn sepasang mata. Di ujung selatan puncak kaldera bertemu simpang tiga jalan, kekanan menuju Tumpang Malang dan kekiri ke arah Ranu pane. Jalan ke Ranu pane ada ditepi hutan pegunungan Perhutani yg masih terjaga baik dan seterusnya memasuki kebun kentang penduduk. Ranu pane sebuah perkampungan di ketinggian 2300 m dpl, terlihat damai dan sejuk, dgn latar belakang kerucut puncak Semeru. Di belakang desa ini ditemui dua danau dgn airnya yg kehijau2an, danau Ranu Pane dan Danau Ranu Regulo. Ranu Pane ini adalah pos awal pendakian ke puncak Semeru. Disini juga terdapat pos Jeep sewaan spt halnya di Cemoro Lawang.
Kaldera pegunungan tengger yg merupakan Taman Nasional yg sangat bagus utk dikujungi oleh klub2 adventure baik sepeda motor, jeep ataupun MTB secara berkelopmpok. [Sumber : navigasi.net]






AIR TERJUN MADAKARIPURA

Air Terjun Madakaripura, Bromo


WIsata Air Terjun Madakaripura berada dalam kawasan wisata Gunung Bromo. Lokasinya tidak jauh dari lautan pasir Bromo, hanya sekitar 45 menit ke arah Probolinggo (ke Utara). Namanya adalah air terjun Madakaripura. Menurut penduduk setempat nama ini diambil dari cerita pada jaman dahulu, konon Patih Gajah Mada menghabiskan akhir hayatnya dengan bersemedi di air tejun ini. Cerita ini didukung dengan adanya arca Gajah Mada di tempat parkir area tersebut.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNYzDX10zz9-sHqkPpFFIBireCz51B0HgqXfvoZBRj4llfhi9YjGay1UfV9FrSq_-8PBHhdbieGNGtElAhDqhbZjawyLmP6HR4gGNKMKWOcswGqiAOxNZZ3jepYsUch_Tv1BagofvJa-o/s320/Untitled-6+copy+copy.jpgUntuk mencapai tempat wisata ini tidak terlalu sulit. Sebaiknya kunjungan dilakukan bila kita akan ke Bromo dari arah Probolinggo dikarenakan searah dengan perjalanan atau saat berada di Bromo dan dilakukan pagi hari. Lokasi bisa dicapai dengan kendaraan pribadi atau mobil sewaan. Jika kita datang dari arah Probolinggo maka sesampai di  Desa Sukapura kita belok kanan., kita akan melewati jalan aspal dengan suguhan pemandangan pada bagaian kiri-kanan berupa gunung tinggi yang menyegarkan mata. Kurang lebih setelah sekitar 5 km melakukan perjalanan, kita akan bertemu dengan pintu masuk kawasan wisata air terjun Madakaripura yang ditandai dengan tempat parkir yang luas dan patung Gajah Mada. Disini, banyak penduduk lokal yang menawarkan diri menjadi 'guide' yang akan menemani sambil menceritakan sejarah objek wisata tersebut hingga kita balik lagi ke tempat parkir. 


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgz7g6ta4W_ZotqBTDGupkH2RC-D2EPTciFS_6nFaW2Wp3q2bN4CFo8zA3r-DuRK8QMg27B0Zp0LApCdSw9ee3RFwqK6Dbp4TM9pTIfCDzO0zJePMtvxHV1VicG4tC8maOL_RN8Gb7hqA/s1600/Raibow-After.gifSelanjutnya kita harus berjalan kira-kira 15 menit,  melewati jalan setapak terbuat dari semen yang berbatu sehingga kalau basah tidak akan licin. Saat berjalan kaki ini kita juga disuguhi pemandangan indah dan menyejukkan, di samping kanan kita ada aliran sungai berbatu-batu, di kanan kiri kita diapit tebing tinggi dengan pepohonan lebat beserta iringan kicauan burung dan derikan kumbang. Terkadang di beberapa bagian jalan, terhalang oleh pohon rubuh atau ada bekas longsoran, meskipun demikian jalan ini relatif datar dan dapat dijalani dengan mudah, kalau kecapekan ada beberapa tempat di sepanjang jalan yang bisa digunakan untuk duduk-duduk beristirahat.



Saat tiba di lokasi air terjun kita akan bertemu dengan warung kecil, pos penjaga dan toilet (bisa ganti baju), disitu terdapat pula penyewaan payung bila kita tidak ingin terlalu basah kuyup. Air terjun ini berawal dari air yang mengalir dari tebing memanjang dan membentuk tirai, sehingga kita bisa berpayung ria berjalan di bawahnya. Di ujungnya, kita akan bertemu dengan sebuah ruangan berbentuk lingkaran berdiameter kira-kira 25 meter.

Berdiri di dalam ruangan alam ini kita akan merasa seolah berada di dasar sebuah tabung, dimana terdapat air terjun dengan ketinggian sekitar 200 meter, dengan limpahan air yang jatuh dengan derasnya dari atas dan berubah menjadi selembut  kapas ke kolam berwarna kehijauan. Air yang jatuh di kolam ini menimbulkan bunyi yang berirama, terkadang bunyi yang ditimbulkannya lebih keras dikarenakan air yang jatuh lebih deras. Keunikan dan kesejukan air terjun ini membuat kita betah berlama-lama memandanginya.


Untuk anda  penggemar fotografi, lokasi ini bisa menjadi obyek yang tidak habis-habisnya, mulai dari pintu masuk kedatangan  hingga suasana air terjun yang seolah dalam tabung.

http://26.media.tumblr.com/tumblr_lkxt1bTKoN1qjwko4o1_500.jpgBeberapa orang di Probolinggo baik di hotel maupun di travel agent yang kami tanyai mengenai air terjun ini mengaku belum pernah berkunjung kesana. Hal ini mungkin disebabkan karena bentuk air terjun ini yang bila terjadi longsor atau banjir, maka kita yang berada di dasar tabung tersebut akan terperangkap. Sehingga berada di 'tabung' ini perasaan kita akan bercampur aduk antara kagum pada keindahan alam ini dan was-was. Melihat kondisi seperti ini jika diperkirakan akan terjadi longsor atau banjir, kawasan objek wisata Madakaripura ini akan ditutup untuk pengunjung.

Sesudah puas main air dan kedinginan, kita bisa menikmati minuman panas di warung dekat air terjun sebelum berjalan kaki lagi menuju tempat parkir. Secara umum tempat ini telah dikelola dengan cukup baik,  dapat dicapai lewat jalan aspal yang mulus, jalan setapak yang nyaman, fasilitas umum seperti kamar mandi, mesjid dan tempat parkir. Namun kurangnya informasi mengenai tempat ini dan jaminan keamanan yang belum ada mengakibatkan jarang orang tahu dan mau berkunjung ke kawasan wisata ini. Dengan promosi yang cukup, pengunjung Bromo akan dapat menambah daftar tujuan wisatanya.

ENJOY THE EXOTIC SUN RISE IN BROMO MOUNTAIN

SUN RISE BROMO


Pengunjung biasa mengunjungi kawasan ini sejak dini hari untuk melihat matahari terbit. Untuk melihatnya, Anda harus menaiki Gunung Pananjakan yang merupakan gunung tertinggi di kawasan ini. Medan yang harus dilalui untuk sampai ke Gunung Pananjakan medan kasar. Untuk mencapai kaki Gunung Pananjakan, Anda harus melalui daerah gurun dan melewati jalan setapak berupa tangga, jalan yang sempit dan banyak tikungan tajam akan membutuhkan ketrampilan menyetir yang tinggi. Untuk itu, banyak pengunjung memilih untuk menyewa mobil hardtop (sejenis jip) didorong oleh masyarakat sekitar. Masyarakat sekitar berasal dari suku Tengger yang ramah dengan para pengunjung.

Sampai diatas, ada banyak toko yang menyediakan kopi atau teh hangat dan api unggun untuk tetap hangat sambil menunggu tebitnya matahari terbenam. Ada juga toko yang menyewakan pakaian hangat. Menonton matahari terbit adalah acara yang menarik. Buktinya, para pengunjung rela menunggu sejak pukul 5 pagi menghadap sebelah timur agar tidak kehilangan momen ini. Anda juga tidak selalu bisa melihat peristiwa ini, karena bila langit berawan, kemunculan matahari ini tidak terlihat secara jelas. Namun, ketika langit jelas, Anda dapat melihat bulatan matahari yang pertama-tama hanya sebagai pertandingan tinta kecil, perlahan-lahan membesar dan akhirnya membentuk sebuah lingkaran lengkap dan mencerahkan sehingga kita dapat melihat pemandangan pegunungan di wilayah ini. Antara lain, Gunung Bromo, Gunung Batok, atau Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di Jawa


tak heran kalau banyak wisatawan domestik maupun wisatawan asing tidak ada bosannya untuk menikmati pemandangan yang eksotik ini.